Translate
Jumat, 17 April 2015
Belajar dari Kisah Nabi Khidir guru Nabi Musa
Nabi Musa bertemu nabi Khidir," Bolehkah aku mengikuti engkau supaya engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?' Nabi Khidir menjawab," Sesungguhnya engkau sekali-sekali tidak akan sanggup sabar bersama aku.Dan bagaimana engkau dapat sabar atas sesuatu ,yang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Nabi Musa berkata." Insya Allah engkau akan mendapati aku sebagai orang yang sabar,dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan apapun." Nabi Khidir berkata jika engkau mengikutiku,maka janganlah menanyakan kepadaku tentang suatu apa pun,sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu." Maka berjalnlah keduanya ,takala keduanya menaiki perahu lalu Nabi Khidir melubangunya. Nabi Musa berkata," Mengapa kamu melubangi perahu itu,akibatnya engaku menenggelamkan penumpangnya? Nabi Khidir berkata," Bukankah aku telah berkata 'sesungguhnya engkau sekali-sekali tidak akan sabar bersama dengan aku."Nabi Musa berkata," Janganlah engaku menghukum aku karena kelupaanku dan jangnlah engkau membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku". Maka berjalanlah mereka takalan keduanya berjumpa dengan seorang anak ,maka nabi Khidir membunuhnya.Nabi Musa berkata ," Mengapa engkau membunuh jiwa yang bersih,," Bukankah sudah kukatakan bahwa engkau tidak akan dapat sabar bersamaku."..Takalah mereka berjalan lagi dan sampai pada suatu negeri mereka mendapati dinding rumah yang hampir roboh ,Maka Nabi Khidir menegakkan didnding itu.Nabi Musa berkata pada Nabi Khidir jikalau engkau mau mendapat upah untuk itu.Nabi Khidir berkata ,"Inilah pwrpisahan antara aku dan engkau :aku akan memberitahukan kepadamu tujuan-tujuan perbuatanku kepadamu yang engkau tidak dapat sabar terhadapnya.Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut,dan aku bertujuan merusak perahu itu karena di belakang mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap perahu.Dan adapun anak muda itu,maka kedua orang tuanya adalah orang mukmin,dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya pada kesesatan dan kekafiran.Dan kami menghendaki supaya Tuhan mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dan lebih dalam kasih sayangnya terhadap ibu dan bapaknya.Dan adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu,dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua,sedang ayahnya adalah seorang yang shalih,maka Tuhanmu menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu;dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri.Demikianlah itu adalah tujuan perbuatan-perbuatanku yang kamu tidak dapat sabar dalam menghadapunya.
Langganan:
Komentar (Atom)